Tips Mengasuh Anak

Tantangan dan Solusi Membesarkan Anak di Era Digital

Tantangan dan Solusi Membesarkan Anak di Era Digital
10 Sep 2025

Mengasuh anak di era 2025 terasa seperti menjadi manusia super. Hanya saja, alih-alih jubah, kita dilengkapi dengan kata sandi Wi-Fi, pemblokir aplikasi, dan riwayat pencarian Google. Ya, mengasuh anak di era digital memang bukan hal yang mudah.

Satu menit anak Anda menonton video kucing lucu, dan berikutnya mereka sudah terjebak dalam lubang kelinci YouTube atau memohon untuk siaran langsung di TikTok. Layar ada di mana-mana, mulai dari permainan, media sosial, panggilan video, tugas sekolah. Anak-anak kita tumbuh di dunia yang mengutamakan digital, dan tugas kita adalah membimbing mereka dengan aman melalui dunia tersebut.

Jadi, bagaimana cara membesarkan anak-anak yang bahagia, sehat, dan cerdas secara digital tanpa kehilangan akal? Mari kita bahas tantangan terbesar yang dihadapi orang tua modern dan jelajahi solusi yang benar-benar efektif.

Tantangan Mengasuh Anak di Era Digital

Mengasuh anak hari ini berarti mengelola waktu layar, konsol permainan, akun media sosial, dan lusinan kata sandi. Di bawah ini, kita akan mengurai lima tantangan utama yang biasanya dihadapi orang tua dalam mengasuh anak di era digital:

1. Kelebihan Waktu Layar

Anak-anak saat ini menggunakan layar untuk segala hal. Mereka bahkan harus mengerjakan tugas sekolah di Google Classroom, menonton video kucing lucu di YouTube, bermain Minecraft atau Roblox, dan FaceTiming teman setelah makan malam. Tidak heran terkadang terasa seolah-olah layar telah mengambil alih dunia mereka.

Tantangan bagi orang tua adalah menemukan keseimbangan antara menetapkan batasan yang sehat dan tidak terlihat “kejam” atau terlalu ketat—terutama ketika waktu layar yang berlebihan jelas memiliki dampak negatif. 

Namun, ketika anak Anda berkata, “Ini untuk sekolah!” atau “Aku hanya bersantai!”, sulit untuk tahu kapan harus mengatakan cukup sudah.

2. Tekanan Media Sosial

Aplikasi media sosial seperti Instagram, TikTok, Snapchat, dan bahkan platform pesan seperti Discord adalah tempat anak-anak berkumpul saat ini. Mereka menggunakannya untuk mengunggah selfie, menonton konten lucu, dan tetap “terhubung” dengan teman-teman.

Meskipun media sosial membantu anak-anak tetap terhubung, hal itu juga bisa membuat mereka merasa terpinggirkan, tidak cukup baik, atau cemas—terutama saat mereka melihat foto-foto yang diolah secara digital dari “kehidupan yang sempurna”. Ini dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), dan hal ini benar-benar ada di dunia nyata.

Selain perbandingan dan harga diri yang rendah, ada juga risiko perundungan siber dan paparan konten dewasa. Dan karena anak-anak sering kali malu untuk membicarakan hal-hal ini, orang tua mungkin tidak menyadari bahwa hal itu terjadi.

3. Kecanduan Bermain Game dan Teman Daring

Bermain game menyenangkan, sosial, dan seringkali menjadi penghilang stres yang baik. Game populer seperti Fortnite, Minecraft, atau Roblox menawarkan dunia di mana anak-anak bisa membangun, bersaing, dan bahkan membuat teman baru.

Masalah mulai muncul ketika bermain game menjadi lebih dari sekadar permainan. Jika seorang anak lebih memilih dunia virtual daripada tanggung jawab nyata seperti sekolah, tugas rumah, atau bahkan tidur.

4. Ketidakjelasan Seputar Kendali Orang Tua

Anda mungkin pernah mendengar tentang aplikasi seperti Google Family Link, Qustodio, atau Apple Screen Time yang memungkinkan Anda mengelola apa yang dapat dilakukan anak Anda secara daring. Aplikasi-aplikasi ini terdengar seperti solusi sempurna, tetapi seringkali disertai dengan frustrasi tersendiri.

Anak-anak yang paham teknologi sering tahu cara mengelak dari batasan. Dan bagi orang tua, mengatur kendali orang tua terasa membingungkan.

Bahkan dengan pengendalian yang sudah diterapkan, tidak ada sistem yang 100% aman. Selain itu, terlalu banyak batasan dapat menyebabkan perilaku curang atau rasa tidak puas. Menemukan batas antara perlindungan dan kebebasan memang sulit.

5. Privasi, Keamanan, dan Orang Asing di Internet

Anak-anak mungkin berpikir bahwa berbagi selfie, nama pengguna, atau hobi favorit secara daring adalah hal yang tidak berbahaya, tetapi detail kecil dapat berakumulasi menjadi masalah privasi yang besar.

Mereka sering tidak memahami bagaimana informasi mereka mungkin digunakan atau siapa yang mungkin mengawasinya. Bahaya tidak selalu jelas karena terkadang dimulai sebagai obrolan ramah dalam permainan, lalu beralih ke pertanyaan pribadi.

Kapan Media Sosial atau Permainan Daring Diperbolehkan untuk Anak-Anak?

Jawaban tidak selalu sama untuk semua, tetapi berikut beberapa panduan ramah:

A. Media Sosial Mungkin Diperbolehkan Saat:

  • Anak Anda berusia minimal 13 tahun (kebanyakan platform menetapkan ini sebagai batas usia minimum).
  • Mereka memahami konsep privasi dan cara menghindari berbagi informasi berlebihan.
  • Anda telah membahas secara terbuka tentang kebaikan, perundungan siber, dan jejak digital.
  • Anda mengikuti atau memantau akun mereka (setidaknya di awal).

B. Bermain Game Mungkin Diperbolehkan Saat:  

  • Ini sesuai dengan usia (gunakan peringkat ESRB sebagai panduan).
  • Anak Anda masih mendapatkan cukup tidur, olahraga, dan bermain di luar ruangan.
  • Bermain game dilakukan dengan moderasi dan sebaiknya di ruang keluarga bersama.
  • Anda menetapkan batasan dan mendorong istirahat.

Ingat: Ini bukan tentang melarang teknologi sepenuhnya, tetapi Anda harus menciptakan kebiasaan digital yang sehat sejak awal.

Solusi Cerdas untuk Pengasuhan di Era Digital

Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak-anak di era digital? Berikut beberapa tips menyenangkan dan realistis yang dapat membuat perbedaan besar:

1. Buat Peraturan Media Keluarga

Duduk bersama dan tetapkan aturan yang ramah. Alih-alih melarang perangkat secara sembarangan atau berteriak “Jauhi tablet itu!”, duduklah sebagai keluarga dan buatlah aturan media yang jelas. Ini dapat mencakup:

  • Batasan waktu layar untuk hari kerja dan akhir pekan
  • Aplikasi atau game mana yang boleh digunakan
  • Zona tanpa ponsel (seperti saat makan atau di kamar tidur)
  • Apa yang harus dilakukan jika terjadi hal yang tidak nyaman secara daring

Jadikan ini proyek bersama. Biarkan anak-anak membantu menulis aturan atau bahkan menandatangani “Perjanjian Digital” bersama. Ketika anak-anak merasa terlibat, mereka lebih mungkin untuk bertanggung jawab.

2. Gunakan Teknologi untuk Mengelola Teknologi!

Teknologi tidak selalu menjadi musuh. Faktanya, teknologi bisa menjadi sekutu Anda. Ada banyak alat dan aplikasi yang membantu Anda memantau, mengelola, dan membimbing kebiasaan penggunaan layar anak Anda:

  • Google Family Link – Lihat berapa lama anak Anda menghabiskan waktu di setiap aplikasi dan tetapkan batasan waktu layar.
  • Apple Screen Time – Blokir aplikasi tertentu, jadwalkan waktu istirahat, dan pantau penggunaan di perangkat Apple.
  • Qustodio atau Bark – Alat yang lebih canggih untuk memantau konten, media sosial, dan bahkan pesan teks (jika diperlukan).

Alat-alat ini membantu mengotomatisasi batasan, tetapi jangan bergantung sepenuhnya pada mereka. Mereka bekerja paling baik bersama percakapan terbuka, bukan menggantikannya.

3. Bicaralah Secara Terbuka dan Sering

Jangan tunggu sampai ada masalah untuk membicarakan internet. Jadikan keamanan digital bagian dari percakapan sehari-hari Anda. Tanyakan:

  • “Apa game favoritmu saat ini?”
  • “Siapa yang kamu ajak chat online?”
  • “Apa yang akan kamu lakukan jika seseorang mengirim pesan aneh?”

Jaga agar percakapan tetap santai dan tanpa penilaian. Anda ingin anak-anak merasa nyaman datang kepada Anda jika ada yang terasa tidak beres.

4. Jadilah Teladan Digital

Ini bisa sulit, tetapi sangat penting.

Anak-anak Anda memperhatikan cara Anda menggunakan teknologi. Jika mereka melihat Anda terus-menerus menatap ponsel, menggulir layar di meja makan, atau memeriksa email saat waktu keluarga, mereka akan menganggap itu normal.

Cobalah ajarkan anak-anak Anda cara:

  • Beristirahat dari perangkat elektronik
  • Menikmati percakapan nyata
  • Hadir sepenuhnya saat makan atau bermain
  • Menggunakan media sosial secara bertanggung jawab (tanpa keluhan atau drama!)

5. Dorong Kegiatan Tanpa Layar

Cara terbaik untuk mengurangi kecanduan layar? Buat kehidupan nyata lebih menyenangkan. Main puzzle, lakukan eksperimen sains di halaman belakang, pergi bersepeda, main permainan papan. Semakin menyenangkan mereka offline, semakin sedikit ketergantungan mereka daring.

6. Simpan Perangkat di Ruang Bersama

Usahakan untuk menempatkan tablet, ponsel, dan komputer di area umum keluarga seperti ruang tamu atau dapur. Dengan cara ini, Anda dapat dengan santai memeriksa apa yang sedang dilakukan anak Anda tanpa harus mengintip.

Hal ini juga memudahkan untuk menerapkan batasan seperti:

  • Tidak boleh menggunakan layar setelah waktu tidur
  • Tidak boleh menonton YouTube secara diam-diam di bawah selimut
  • Tidak boleh melakukan obrolan pribadi di ruangan yang terkunci

7. Ajarkan Etika dan Keamanan Daring

Sama seperti kita mengajarkan anak-anak untuk mengatakan “tolong” dan “terima kasih,” kita juga perlu mengajarkan mereka cara berperilaku daring. Karena apa yang mereka lakukan secara digital sama pentingnya dengan di dunia nyata.

Anak-anak perlu tahu:

  • Tidak membagikan informasi pribadi (seperti nama lengkap, alamat, nama sekolah)
  • Tidak bertemu seseorang dari internet secara langsung tanpa orang tua
  • Berpikir sebelum memposting atau berkomentar
  • Menggunakan kata-kata yang baik secara daring, sama seperti di kehidupan nyata

Tips Tambahan: Daftarkan Mereka ke Akademi!

Cara lain yang efektif untuk membesarkan anak-anak yang percaya diri dan seimbang di era digital adalah dengan memilih pendidikan awal yang tepat. Daripada membiarkan layar mengasuh anak-anak Anda, mengapa tidak membimbing mereka menuju pembelajaran dunia nyata, gerakan, dan kreativitas?

Di Rockstar Academy, program Prasekolah & Taman Kanak-Kanak kami dirancang khusus untuk membangun dasar yang kuat untuk keunggulan akademik sambil mempersiapkan anak Anda untuk pendidikan formal dalam lingkungan yang menyenangkan, menarik, dan mendukung. 

Sebagai Akademi Olahraga dan Seni Pertunjukan terbaik, kami juga membantu anak Anda membakar energi melalui aktivitas fisik yang seru seperti senam, tari, bela diri, dan lainnya. Ini adalah cara sempurna untuk membuat mereka tetap aktif, berpikir, dan jauh dari layar!

Siap untuk mengambil langkah pertama? Kami bahkan menawarkan kelas uji coba gratis, sehingga si kecil bisa merasakan keseruannya sebelum mendaftar. Mari kita bangun masa depan yang lebih cerah bersama!

FAQ

Berapa lama waktu layar yang sehat per hari?

Asosiasi Dokter Anak Amerika merekomendasikan tidak lebih dari 1 jam waktu layar berkualitas per hari untuk anak usia 2–5 tahun. Untuk anak yang lebih tua, tergantung. Fokuslah pada apa yang mereka lakukan daripada waktu yang tepat.

Haruskah saya memantau kegiatan daring anak saya?

Ya, terutama saat mereka masih kecil. Pastikan aman. Seiring mereka tumbuh, beralihlah dari pemantauan ke bimbingan. Bangun kepercayaan dan dorong dialog terbuka.

Bagaimana cara mencegah anak saya kecanduan game?

Tetapkan batasan waktu, buat zona atau jam bebas teknologi (seperti saat makan atau sebelum tidur), dan tawarkan alternatif offline yang menyenangkan. Jaga agar bermain game dilakukan di ruang bersama dan ikutlah sesekali—ini membantu Anda memahami apa yang mereka sukai dan mengapa.