Tips Mengasuh Anak

Strategi Efektif Meningkatkan Fokus dan Penyelesaian Tugas Anak

Strategi Efektif Meningkatkan Fokus dan Penyelesaian Tugas Anak
12 Aug 2025

Pernah bertanya-tanya kenapa anak Anda sering melamun saat mengerjakan PR atau tidak bisa duduk diam di kelas lebih dari lima menit? Banyak orang tua dan guru mengajukan pertanyaan yang sama: bagaimana cara meningkatkan fokus anak agar mereka bisa menyelesaikan tugas dan sukses di sekolah?

Di dunia yang penuh distraksi seperti sekarang, tidak heran jika anak-anak sering kesulitan berkonsentrasi. Tapi kabar baiknya, fokus adalah keterampilan, dan seperti keterampilan lainnya, bisa dikembangkan dengan strategi yang tepat.

Yuk, kita bahas kenapa fokus sangat penting bagi anak dan temukan teknik-teknik menyenangkan yang benar-benar ampuh membantu mereka tetap fokus. Simak terus!

Kenapa Fokus Penting untuk Anak?

Fokus adalah kemampuan fungsi eksekutif untuk memberikan perhatian penuh pada suatu tugas atau kegiatan tanpa mudah terdistraksi. Fokus sangat penting untuk belajar hal baru, memecahkan masalah, dan menyelesaikan apa yang telah dimulai.

Anak-anak dengan fokus yang baik dapat:

  • Memperhatikan pelajaran di kelas
  • Mengikuti instruksi
  • Menyelesaikan tugas tepat waktu
  • Mengingat apa yang mereka pelajari
  • Membangun rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka

Tanpa fokus, bahkan anak yang cerdas sekalipun bisa kesulitan menunjukkan potensi terbaiknya. Saat anak terus melamun atau menyerah di tengah tugas, mereka bisa merasa frustasi, tertinggal di kelas, atau kehilangan minat belajar.

10 Cara Efektif Meningkatkan Fokus Anak

Jadi, bagaimana kita sebagai orang tua atau pendidik bisa membantu anak memperkuat kemampuan konsentrasinya? Berikut penjelasannya:

1. Ciptakan Lingkungan Bebas Gangguan

Sebelum mengharapkan anak bisa fokus, penting untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung. Ruang yang berantakan atau bising bisa mengalihkan perhatian mereka. 

Coba periksa area belajar anak—apakah ada mainan di dekatnya? Apakah TV menyala? Apakah ponsel ada dalam jangkauan? Jika iya, segera singkirkan gangguan tersebut.

Jika rumah cenderung bising, pertimbangkan memberi anak headphone peredam suara atau memutar musik instrumental lembut. Anggap saja ini sebagai menciptakan ruang fokus yang nyaman, tenang, dan kondusif.

2. Pecah Tugas Menjadi Langkah-Langkah Kecil

Tugas besar bisa membuat anak merasa kewalahan. Ketika dihadapkan pada esai satu halaman atau 20 soal matematika, mereka bisa stres atau malah menunda.

Bantu mereka dengan memecah tugas menjadi bagian kecil yang lebih mudah dikelola.

 

Contohnya: alih-alih berkata, “Selesaikan PR-mu,” katakan, “Ayo kerjakan 5 soal pertama dulu.”

Gunakan juga checklist—anak-anak senang mencoret tugas yang sudah selesai, dan ini membangun semangat.

Rayakan pencapaian kecil dengan pujian atau tos, seperti: “Hebat, kamu sudah menyelesaikan bagian pertama!”

3. Gunakan Timer dan Waktu Istirahat Otak (Brain Break)

Anak-anak punya rentang perhatian yang terbatas, bahkan orang dewasa pun begitu. Menggunakan timer bisa membantu mengatur ritme belajar dan waktu istirahat.

Salah satu metode yang cocok untuk anak adalah “Pomodoro untuk Anak”: 15–20 menit belajar, lalu 5 menit istirahat.

Saat istirahat, ajak anak melakukan peregangan, menari, lompat-lompat, atau main game singkat. Setelah 2–3 sesi, berikan istirahat yang lebih panjang.

4. Latih Mindfulness dan Pernapasan Dalam

Mindfulness bukan hanya untuk orang dewasa, namun anak juga bisa dilatih untuk lebih fokus dan mengatur emosinya.

Ajari anak teknik napas dalam yang sederhana: tarik napas 3 detik, hembuskan 5 detik. Lakukan bersama agar jadi momen bonding.

Coba juga permainan grounding “5-4-3-2-1”: minta anak menyebutkan 5 hal yang mereka lihat, 4 yang mereka dengar, 3 yang mereka rasakan, 2 yang mereka cium, dan 1 yang mereka rasakan di mulut.

Kegiatan ini mengembalikan perhatian mereka ke saat ini dan mengurangi stres.

Kegiatan seperti mewarnai dengan fokus atau mendengarkan musik tenang juga bisa membantu. Hanya lima menit sehari sudah cukup memberi efek positif untuk mengatur ulang pikiran mereka.

5. Dorong Kegiatan Fisik

Anak secara alami penuh energi dan tidak dirancang untuk duduk diam berjam-jam. Gerakan membantu melepaskan energi berlebih, mengurangi kegelisahan, dan meningkatkan aliran darah ke otak yang mendukung fokus.

Mulailah hari dengan peregangan ringan. Jika anak sulit diam saat belajar, biarkan mereka berdiri atau gunakan bantal khusus. Alat bantu seperti fidget toys atau balance board juga bisa membantu.

Lebih baik lagi, daftarkan mereka ke Akademi Olahraga dan Seni Pertunjukan, seperti senam, bela diri, atau tari. Kegiatan ini tak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tapi juga mengajarkan disiplin, pengendalian tubuh, dan fokus.

Rockstar Academy adalah contoh tempat ideal agar anak dapat terus aktif, membangun stamina, dan mengasah konsentrasi dalam suasana yang menyenangkan dan mendukung.

6. Buat Tugas Menjadi Menyenangkan

Tugas yang membosankan cepat membuat anak kehilangan fokus. Otak cenderung mencari sesuatu yang lebih menarik. Tapi jika tugasnya menyenangkan dan kreatif, anak akan lebih tertarik untuk menyelesaikannya.

Gunakan pulpen warna-warni atau stiker saat membuat catatan. Ubah latihan ejaan menjadi kuis berhadiah kecil.

Biarkan anak menjadi “guru” dan menjelaskan materi yang baru dipelajari kepada Anda atau saudara. Ini membuat belajar lebih interaktif dan memperkuat pemahaman.

7. Bangun Rutinitas yang Konsisten

Anak-anak berkembang dengan struktur. Rutinitas yang jelas membantu mengurangi kecemasan, membentuk kebiasaan baik, dan menyiapkan otak untuk kegiatan berikutnya.

Buat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, bermain, makan, dan tidur. Contohnya: setelah pulang sekolah adalah waktu camilan, lalu belajar 30 menit, lalu bermain 30 menit.

8. Pujilah Usaha, Bukan Hanya Hasil

Jika hanya hasil akhir yang dipuji, anak mungkin takut gagal dan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan.

Sebaliknya, puji usaha dan ketekunan mereka:

“Kamu terus mencoba walau susah, hebat!” atau “Hari ini kamu benar-benar fokus—bagus sekali!”

Pujian seperti ini membentuk growth mindset, yaitu pola pikir bahwa keterampilan seperti fokus bisa ditingkatkan dengan usaha.

Gunakan stiker, grafik kemajuan, atau kegiatan spesial untuk merayakan proses mereka. Anak yang merasa usahanya dihargai akan lebih termotivasi.

9. Ajarkan Fokus Sebagai Keterampilan

Seperti naik sepeda atau berenang, fokus bisa dilatih dan ditingkatkan. Katakan pada anak bahwa tidak apa-apa kalau mereka kesulitan fokus.

Saat anak tahu bahwa fokus adalah kemampuan yang bisa diperkuat, mereka akan lebih semangat untuk belajar. Sikap ini bermanfaat bukan hanya di sekolah, tapi juga dalam olahraga, seni, dan kehidupan sehari-hari.

10. Pastikan Tidur dan Nutrisi Cukup

Strategi terbaik pun tidak akan efektif jika anak kurang tidur atau lapar. Otak yang sehat butuh istirahat dan asupan yang tepat. Anak usia sekolah umumnya memerlukan 9–11 jam tidur setiap malam. Buat rutinitas tidur yang konsisten.

Asupan makanan juga berpengaruh besar. Berikan camilan yang mendukung fokus seperti buah, yogurt, kacang-kacangan, atau gandum utuh.

Hindari makanan atau minuman manis sebelum belajar karena bisa menyebabkan anak cepat lelah.

Jangan lupa air putih karena anak yang terhidrasi bisa berpikir lebih jernih dan tetap fokus.

Butuh Bantuan?

Jika Anda sedang mencari tempat terbaik untuk mendukung perjalanan belajar anak sejak usia dini, pertimbangkan Prasekolah & Taman Kanak-kanak di Rockstar Academy. Hanya di Rockstar Academy, anak Anda akan merasakan kombinasi unik antara pendidikan anak usia dini yang berkualitas, kegiatan fisik yang menyenangkan, serta berbagai acara dan kompetisi seru.

Melalui kelas akademik dan kegiatan fisik, anak juga belajar keterampilan hidup penting seperti kerja sama tim, disiplin, dan ketangguhan. Dengan dukungan dan bimbingan dari guru-guru berpengalaman di Rockstar Academy, anak didorong untuk lebih adaptif dan percaya pada kemampuan dirinya sendiri.

Dan yang paling menarik? Rockstar Academy menyediakan kelas uji coba gratis, jadi anak Anda bisa mencoba dan menikmati pengalamannya terlebih dahulu sebelum mendaftar. Ini adalah awal yang sempurna untuk membantu si kecil tetap fokus, belajar dengan senang hati, dan berkembang dengan optimal!

FAQ

Pada usia berapa saya bisa mulai melatih fokus anak?

Anda bisa mulai sejak usia prasekolah! Gunakan kegiatan singkat (5–10 menit) dan perlahan tingkatkan durasi seiring bertambahnya usia anak.

Bagaimana jika anak saya memiliki ADHD atau tantangan fokus lainnya?

Strategi ini tetap bermanfaat! Namun, sebaiknya Anda juga berkonsultasi dengan dokter anak, terapis, atau ahli pendidikan khusus untuk mendapatkan panduan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Bagaimana cara mengetahui jika tugas terlalu sulit dan membuat anak kehilangan fokus?

Jika anak terlihat frustasi, bosan, atau terus menghindari tugas, kemungkinan besar tugas tersebut terlalu sulit. Coba sederhanakan atau beri arahan lebih dulu sebelum melanjutkan.