Pernah bertanya-tanya bagaimana anak-anak kecil dengan ransel imut dan kaus kaki yang tidak serasi bisa berubah dari kekacauan balita menjadi rapi berbaris untuk waktu camilan? Selamat datang di dunia prasekolah yang penuh keajaiban!
Masa prasekolah adalah saat anak-anak mulai belajar bagaimana berperilaku dalam lingkungan sosial, memahami aturan, mengikuti instruksi, dan mengatur emosi mereka.
Terdengar seperti pekerjaan besar untuk anak kecil, bukan? Di sinilah prasekolah berperan, bukan hanya sebagai tempat bermain dan belajar, tetapi juga sebagai lingkungan yang kuat untuk membentuk perilaku baik dan kebiasaan seumur hidup.
Dalam artikel ini, kita akan membahas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang mengelola perilaku anak prasekolah dan bagaimana prasekolah membantu anak tumbuh menjadi pribadi kecil yang baik hati, bertanggung jawab, dan percaya diri. Yuk, kita simak!
Anak usia 3 hingga 5 tahun berada di tahap perkembangan kognitif yang ajaib namun kadang berantakan. Pada usia ini, mereka sedang:
Sangat wajar bila anak prasekolah masih kesulitan menghadapi emosi besar, enggan berbagi, atau tidak selalu mendengarkan pada percobaan pertama (atau keempat).
Perilaku ini bukan tanda “anak nakal,” melainkan tanda bahwa mereka sedang belajar bagaimana menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan itu membutuhkan waktu, bimbingan, serta konsistensi.
Mungkin Anda bertanya, “Bukankah aku bisa mengajarkan semua ini di rumah?” Tentu saja bisa, dan memang sebaiknya begitu! Namun, program prasekolah menawarkan sesuatu yang istimewa dan melengkapi kehidupan di rumah:
Prasekolah memiliki rutinitas, dan anak-anak berkembang dengan baik dalam kepastian ini. Struktur yang jelas membantu mereka tahu apa yang diharapkan dan kapan, sehingga mengurangi kecemasan dan perilaku kacau.
Prasekolah memberi kesempatan anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Di sinilah mereka belajar tentang bergantian, berbagi, menyelesaikan konflik, dan menggunakan kata-kata yang baik. Keterampilan sosial ini sulit dikuasai jika hanya bersama orang dewasa.
Guru prasekolah terlatih dalam perkembangan anak usia dini dan tahu cara mengelola perilaku dengan tenang dan penuh kasih. Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa yang mereka percaya, dan teladan positif dari guru sangat berpengaruh.
Di prasekolah, anak-anak didorong untuk melakukan sesuatu sendiri. Tugas-tugas kecil ini membantu mereka belajar bertanggung jawab atas tindakannya dan merasa bangga saat melakukan hal yang benar.
Pengaturan perilaku prasekolah adalah tentang bimbingan, konsistensi, dan pengajaran. Tujuannya adalah membantu anak-anak memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana memenuhinya dengan cara yang penuh hormat dan kasih sayang.
Pengaturan perilaku yang efektif mencakup:
Fokusnya selalu pada membantu anak tumbuh secara emosional dan sosial, bukan sekadar menghentikan perilaku nakal.
Pengaturan kelas prasekolah adalah tentang menciptakan lingkungan yang menyenangkan, aman, dan terstruktur, di mana anak-anak bisa belajar, tumbuh, dan berkembang. Dan ya, itu sepenuhnya mungkin dilakukan dengan alat serta pola pikir yang tepat.
Berikut tujuh strategi yang terbukti efektif untuk menjaga suasana kelas prasekolah tetap lancar dan penuh keceriaan:
Anak kecil merasa paling aman ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Rutinitas yang konsisten memberi mereka rasa stabilitas dan membantu menghadapi transisi dengan lebih mudah—yang berarti lebih sedikit tantrum dan kebingungan.
Misalnya, di kelas Bu Dina, rutinitas harian mencakup waktu kedatangan (menyimpan tas dan memilih kegiatan lebih tenang), lingkaran pagi, bermain terstruktur, waktu camilan, bermain di luar, membaca cerita, dan akhirnya pulang.
Karena jadwal ini konsisten setiap hari, anak-anak mulai bisa mengantisipasi kegiatan berikutnya, sehingga mereka lebih kooperatif dan tenang. Rutinitas juga membantu membangun kemandirian karena anak belajar apa yang diharapkan dari mereka di setiap momen hari itu.
Karena anak prasekolah masih dalam tahap belajar membaca, visual sangat membantu dalam memandu mereka sepanjang hari. Petunjuk visual seperti jadwal bergambar, aturan kelas bergambar, atau bahkan bagan perilaku dengan simbol (misalnya sistem lampu lalu lintas) membuat ekspektasi lebih jelas.
Jadwal bergambar bisa menunjukkan: