Pernahkah Anda melihat balita meremas plastisin dengan ekspresi penasaran di wajahnya? Atau tertawa geli saat mereka memainkan pasir dengan tangan mereka? Itu bukan sekadar bermain, tapi sebenarnya merupakan bentuk pembelajaran yang sangat kuat!
Anak-anak pada dasarnya adalah penjelajah kecil, dan salah satu dunia paling seru yang bisa mereka jelajahi adalah dunia tekstur. Tapi tahukah Anda bahwa kegiatan sensorik sederhana ini punya peran besar dalam perkembangan mereka? Yuk, cari tahu mengapa ini begitu penting bagi anak-anak!
Pembelajaran tekstur adalah tentang menyentuh, merasakan, dan mengalami berbagai macam tekstur dari benda dan material. Anggap saja ini sebagai petualangan langsung di mana anak-anak bisa mengetahui seperti apa rasa dari suatu benda saat disentuh.
Bisa berupa lembutnya boneka, renyahnya daun kering, atau lembeknya spageti yang sudah dimasak. Ini adalah bagian penting dari sensory play atau permainan sensorik, yaitu kegiatan yang melibatkan pancaindra.
Untuk pembelajaran tekstur, fokus utamanya adalah pada indra peraba. Meskipun terdengar sederhana, bagi anak-anak (terutama balita dan anak usia prasekolah) menyentuh dan merasakan berbagai tekstur membantu mereka membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.
Pembelajaran tekstur juga membentuk dasar bagi keterampilan penting seperti koordinasi, bahasa, bahkan perkembangan emosional!
Saat anak-anak menjelajahi berbagai tekstur, mereka tidak hanya bermain. Menyentuh, meremas, menepuk, dan menusuk berbagai bahan merangsang otak mereka dengan cara unik dan membantu mereka memahami dunia di sekitar.
Yuk, kita lihat lebih dekat bagaimana pengalaman langsung ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara menyeluruh.
Otak anak-anak bagaikan spons yang menyerap setiap pengalaman baru. Saat mereka menyentuh berbagai tekstur, otak mereka memproses sensasi ini dan membantu mengembangkan sistem sensorik.
Ini sangat penting agar mereka bisa belajar bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Beberapa contohnya seperti tahu bahwa permukaan panas bisa membakar atau tekstur kasar bisa melukai.
Kemampuan pemrosesan sensorik adalah fondasi untuk banyak keterampilan di masa depan, seperti:
Merasakan dan memanipulasi berbagai tekstur memperkuat otot-otot kecil di tangan dan jari anak, yang penting untuk keterampilan motorik halus.
Kegiatan seperti meremas spons, mencubit plastisin, atau melepas stiker membantu membangun kekuatan tangan, koordinasi, dan pengendalian jari.
Belajar tekstur akan mengarah pada proses penemuan dan pembelajaran. Anak mulai mengajukan pertanyaan seperti:
Pengalaman ini menumbuhkan pola pikir ilmiah sejak dini. Anak belajar mengamati, berpikir kritis, dan memecahkan masalah.
Saat anak menyentuh berbagai tekstur, mereka belajar menggambarkannya: “Ini kasar,” “Itu lengket,” atau “Lembut banget!” Pengalaman ini memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
Orang tua dan pengasuh bisa membimbing dengan menggunakan kata-kata deskriptif dan mendorong anak untuk mengungkapkan pikiran serta perasaan mereka tentang apa yang mereka rasakan.
Percaya atau tidak, pembelajaran tekstur bisa memberikan efek menenangkan. Tekstur yang lembut atau gerakan berulang dapat membantu anak merasa rileks. Ini sangat bermanfaat bagi anak yang memiliki sensitivitas sensorik atau kecemasan.
Siapa sangka, membiarkan anak “bermain” dengan makanannya (tentu dalam pengawasan!) justru bisa membantu mereka mau mencobanya. Studi menunjukkan bahwa permainan sensorik dapat meningkatkan keterbukaan anak untuk mencoba makanan baru.
Buah dan sayuran punya tekstur yang tak selalu konsisten—pisang hari ini mungkin padat, tapi besok sudah lembek. Wortel kukus terasa sangat berbeda dibandingkan yang mentah.
Saat anak menjelajahi tekstur makanan segar melalui permainan sensorik atau permainan kotor, mereka belajar tentang makanan dalam suasana yang bebas tekanan. Bagi anak yang pemilih atau takut mencoba makanan baru, ini bisa menjadi perubahan besar!
Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli mainan sensorik mahal atau membuat kegiatan yang rumit. Mendorong penjelajahan tekstur sebenarnya sangat mudah, dan kemungkinan besar Anda sudah memiliki semua yang dibutuhkan di rumah!
Kuncinya adalah memberi anak kesempatan untuk menyentuh, meremas, menggosok, memeras, dan bermain dengan berbagai bahan dengan cara yang menyenangkan dan santai. Berikut beberapa cara sederhana dan kreatif untuk membantu anak menjelajahi tekstur setiap hari:
Wadah sensorik bisa jadi harta karun mini untuk jari-jari anak. Anda hanya perlu wadah plastik dangkal, lalu isi dengan benda-benda yang memiliki tekstur menarik untuk disentuh.
Beberapa ide isiannya:
Biarkan anakmu menyendok, menuang, menggali, atau hanya merasakan teksturnya dengan tangan. Tambahkan sendok takar, gelas plastik, atau mainan kecil agar lebih interaktif.
Kadang, petualangan tekstur terbaik tersembunyi di keranjang cucian atau laci dapur. Benda-benda sehari-hari di rumah punya banyak tekstur menarik yang bisa dijelajahi dengan aman oleh anak.
Cobalah beberapa ide sederhana ini:
Alam adalah taman bermain sensorik terbaik dan gratis. Ajak anak keluar rumah dan dorong mereka menyentuh, merasakan, dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan.
Beberapa hal menarik untuk disentuh:
Saat menjelajah, ajukan pertanyaan sederhana seperti:
Anda akan takjub melihat seberapa banyak anak belajar hanya dengan menyentuh dan mengamati alam.
Dapur adalah tempat yang tepat untuk belajar sambil bermain kotor. Memasak bersama bukan hanya meningkatkan kemampuan sensorik, tapi juga mengajarkan keterampilan hidup dan mendorong anak yang pemilih untuk lebih tertarik pada makanan.
Ajak anak untuk:
Waktu berkreasi adalah momen sempurna untuk bermain dengan tekstur sekaligus membangun kreativitas. Kumpulkan berbagai bahan dan biarkan anak menyentuh, menempel, merobek, memelintir, atau menyusunnya menjadi karya seni.
Biarkan mereka menempelkan bahan ke karton, membuat karya seni, atau membangun bentuk 3D. Anda juga bisa membuat papan tekstur berisi berbagai material yang bisa disentuh dan dijelajahi.
Banyak mainan yang sudah memiliki tekstur bawaan. Ada yang kasar, licin, halus, atau berbulu. Anda juga bisa menjadikan belajar tekstur bagian dari waktu bermain harian anak melalui permainan menyenangkan.
Permainan seperti ini membantu meningkatkan kesadaran sensorik dan membuat anak tetap belajar secara aktif sambil bermain.
Membuat pembelajaran tekstur menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari tidak harus menghabiskan waktu ekstra. Coba ide-ide ini:
Beberapa anak mungkin sensitif atau merasa kewalahan dengan tekstur tertentu. Itu wajar! Karena setiap anak berbeda. Berikut cara mendukung mereka:
Dengan waktu dan dorongan yang lembut, sebagian besar anak akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam menjelajahi dunia lewat sentuhan.
Pada akhirnya, pembelajaran tekstur adalah cara yang sangat efektif bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan memahami dunia di sekitar mereka. Sebagai orang tua, Anda bisa mendukung perjalanan seru ini dengan menyediakan lingkungan yang tepat untuk bermain, menjelajah, dan berkembang.
Kalau Anda sedang mencari tempat di mana anakmu bisa berkembang secara akademis dan emosional, program Prasekolah & Taman Kanak-kanak di Rockstar Academy adalah langkah awal yang sempurna.
Kurikulum pendidikan anak usia dini kami tidak hanya membentuk dasar akademis yang kuat, tapi juga mempersiapkan anak menghadapi transisi ke jenjang sekolah formal dengan percaya diri.
Di Rockstar Academy, akademi terbaik dalam bidang Akademi Olahraga dan Seni Pertunjukan, kami menggabungkan pendidikan berkualitas tinggi dengan berbagai program kegiatan fisik yang dirancang untuk menjaga anak tetap aktif, terlibat, dan percaya diri.
Dan yang paling menarik? Kami menyediakan kelas uji coba gratis agar Anda bisa merasakan sendiri perbedaan Rockstar sebelum mendaftar. Ayo mulai petualangan seru anakmu hari ini!
Pada usia berapa pembelajaran tekstur sebaiknya dimulai?
Bayi sejak usia 6 bulan sudah bisa mulai mengenal tekstur lewat mainan, buku kain, atau benda rumah tangga yang aman. Namun, usia balita (1–3 tahun) adalah masa di mana pembelajaran tekstur benar-benar berkembang pesat!
Apakah pembelajaran tekstur aman?
Tentu saja, asalkan bahan yang digunakan tidak beracun, sesuai usia, dan selalu dalam pengawasan. Perhatikan dengan seksama, terutama pada anak kecil yang masih suka memasukkan benda ke mulut.
Anak saya tidak suka menyentuh benda-benda baru. Apa yang harus saya lakukan?
Itu hal yang wajar. Mulailah perlahan, izinkan anak mengamati dulu, dan gunakan alat bantu seperti kuas atau sarung tangan. Ciptakan suasana tanpa tekanan dan rayakan setiap kemajuan kecil.