Tips Mengasuh Anak

Pentingnya Belajar Tekstur untuk Perkembangan Anak

Pentingnya Belajar Tekstur untuk Perkembangan Anak
10 Jul 2025

Pernahkah Anda melihat balita meremas plastisin dengan ekspresi penasaran di wajahnya? Atau tertawa geli saat mereka memainkan pasir dengan tangan mereka? Itu bukan sekadar bermain, tapi sebenarnya merupakan bentuk pembelajaran yang sangat kuat!

Anak-anak pada dasarnya adalah penjelajah kecil, dan salah satu dunia paling seru yang bisa mereka jelajahi adalah dunia tekstur. Tapi tahukah Anda bahwa kegiatan sensorik sederhana ini punya peran besar dalam perkembangan mereka? Yuk, cari tahu mengapa ini begitu penting bagi anak-anak!

Apa Itu Pembelajaran Tekstur?

Pembelajaran tekstur adalah tentang menyentuh, merasakan, dan mengalami berbagai macam tekstur dari benda dan material. Anggap saja ini sebagai petualangan langsung di mana anak-anak bisa mengetahui seperti apa rasa dari suatu benda saat disentuh. 

Bisa berupa lembutnya boneka, renyahnya daun kering, atau lembeknya spageti yang sudah dimasak. Ini adalah bagian penting dari sensory play atau permainan sensorik, yaitu kegiatan yang melibatkan pancaindra. 

Untuk pembelajaran tekstur, fokus utamanya adalah pada indra peraba. Meskipun terdengar sederhana, bagi anak-anak (terutama balita dan anak usia prasekolah) menyentuh dan merasakan berbagai tekstur membantu mereka membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.

Pembelajaran tekstur juga membentuk dasar bagi keterampilan penting seperti koordinasi, bahasa, bahkan perkembangan emosional!

Mengapa Belajar Tekstur Penting untuk Perkembangan Anak

Saat anak-anak menjelajahi berbagai tekstur, mereka tidak hanya bermain. Menyentuh, meremas, menepuk, dan menusuk berbagai bahan merangsang otak mereka dengan cara unik dan membantu mereka memahami dunia di sekitar. 

Yuk, kita lihat lebih dekat bagaimana pengalaman langsung ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara menyeluruh.

1. Meningkatkan Kemampuan Pemrosesan Sensorik

Otak anak-anak bagaikan spons yang menyerap setiap pengalaman baru. Saat mereka menyentuh berbagai tekstur, otak mereka memproses sensasi ini dan membantu mengembangkan sistem sensorik. 

Ini sangat penting agar mereka bisa belajar bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Beberapa contohnya seperti tahu bahwa permukaan panas bisa membakar atau tekstur kasar bisa melukai.

Kemampuan pemrosesan sensorik adalah fondasi untuk banyak keterampilan di masa depan, seperti:

  • Memegang pensil
  • Mengancingkan baju
  • Memainkan alat musik
  • Mengenali benda hanya dari sentuhan

2. Mendukung Perkembangan Motorik Halus

Merasakan dan memanipulasi berbagai tekstur memperkuat otot-otot kecil di tangan dan jari anak, yang penting untuk keterampilan motorik halus.

Kegiatan seperti meremas spons, mencubit plastisin, atau melepas stiker membantu membangun kekuatan tangan, koordinasi, dan pengendalian jari.

3. Mendorong Rasa Ingin Tahu dan Perkembangan Kognitif

Belajar tekstur akan mengarah pada proses penemuan dan pembelajaran. Anak mulai mengajukan pertanyaan seperti:

  • Kenapa ini terasa lembut?
  • Kok dingin banget ya?
  • Kenapa ini permukaannya bergelombang?

Pengalaman ini menumbuhkan pola pikir ilmiah sejak dini. Anak belajar mengamati, berpikir kritis, dan memecahkan masalah.

4. Meningkatkan Kemampuan Bahasa dan Komunikasi

Saat anak menyentuh berbagai tekstur, mereka belajar menggambarkannya: “Ini kasar,” “Itu lengket,” atau “Lembut banget!” Pengalaman ini memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Orang tua dan pengasuh bisa membimbing dengan menggunakan kata-kata deskriptif dan mendorong anak untuk mengungkapkan pikiran serta perasaan mereka tentang apa yang mereka rasakan.

5. Mendukung Regulasi Emosi

Percaya atau tidak, pembelajaran tekstur bisa memberikan efek menenangkan. Tekstur yang lembut atau gerakan berulang dapat membantu anak merasa rileks. Ini sangat bermanfaat bagi anak yang memiliki sensitivitas sensorik atau kecemasan.

6. Mengurangi Sifat Pemilih dalam Makan (Iya, Serius!)

Siapa sangka, membiarkan anak “bermain” dengan makanannya (tentu dalam pengawasan!) justru bisa membantu mereka mau mencobanya. Studi menunjukkan bahwa permainan sensorik dapat meningkatkan keterbukaan anak untuk mencoba makanan baru.

Buah dan sayuran punya tekstur yang tak selalu konsisten—pisang hari ini mungkin padat, tapi besok sudah lembek. Wortel kukus terasa sangat berbeda dibandingkan yang mentah.

Saat anak menjelajahi tekstur makanan segar melalui permainan sensorik atau permainan kotor, mereka belajar tentang makanan dalam suasana yang bebas tekanan. Bagi anak yang pemilih atau takut mencoba makanan baru, ini bisa menjadi perubahan besar!

Cara Orang Tua Mendorong Anak untuk Belajar Tekstur

Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli mainan sensorik mahal atau membuat kegiatan yang rumit. Mendorong penjelajahan tekstur sebenarnya sangat mudah, dan kemungkinan besar Anda sudah memiliki semua yang dibutuhkan di rumah!

Kuncinya adalah memberi anak kesempatan untuk menyentuh, meremas, menggosok, memeras, dan bermain dengan berbagai bahan dengan cara yang menyenangkan dan santai. Berikut beberapa cara sederhana dan kreatif untuk membantu anak menjelajahi tekstur setiap hari:

1. Buat Wadah Sensorik (Sensory Bin)

Wadah sensorik bisa jadi harta karun mini untuk jari-jari anak. Anda hanya perlu wadah plastik dangkal, lalu isi dengan benda-benda yang memiliki tekstur menarik untuk disentuh.

Beberapa ide isiannya:

  • Beras atau pasta kering (bisa diberi pewarna makanan agar lebih seru!)
  • Kacang atau biji-biji kering
  • Pasir atau pasir kinetik
  • Water beads/bola kecil yang biasa direndam dalam air
  • Pom-pom, spons, atau kapas

Biarkan anakmu menyendok, menuang, menggali, atau hanya merasakan teksturnya dengan tangan. Tambahkan sendok takar, gelas plastik, atau mainan kecil agar lebih interaktif.

2. Gunakan Barang-Barang Rumah Tangga

Kadang, petualangan tekstur terbaik tersembunyi di keranjang cucian atau laci dapur. Benda-benda sehari-hari di rumah punya banyak tekstur menarik yang bisa dijelajahi dengan aman oleh anak.

Cobalah beberapa ide sederhana ini:

  • Bandingkan kelembutan handuk dengan licinnya aluminium foil.
  • Rasakan perbedaan antara spons (kenyal) dan sikat piring (kasar).
  • Remas tisu atau pecahkan bubble wrap.
  • Sentuh berbagai kain seperti sutra, denim, atau fleece.

3. Jelajahi Alam Bersama

Alam adalah taman bermain sensorik terbaik dan gratis. Ajak anak keluar rumah dan dorong mereka menyentuh, merasakan, dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan.

Beberapa hal menarik untuk disentuh:

  • Kulit pohon (kasar atau bergelombang?)
  • Rumput (geli atau lembut?)
  • Batu halus dan batu kasar
  • Daun, bunga, tanah, bahkan lumpur!

Saat menjelajah, ajukan pertanyaan sederhana seperti:

  • “Halus atau kasar, ya?”
  • “Terasa hangat atau dingin?”
  • “Lembut seperti bantal atau keras seperti batu?”

 

Anda akan takjub melihat seberapa banyak anak belajar hanya dengan menyentuh dan mengamati alam.

4. Masak dan Buat Kue Bersama

Dapur adalah tempat yang tepat untuk belajar sambil bermain kotor. Memasak bersama bukan hanya meningkatkan kemampuan sensorik, tapi juga mengajarkan keterampilan hidup dan mendorong anak yang pemilih untuk lebih tertarik pada makanan.

Ajak anak untuk:

  • Meremas pisang atau alpukat dengan tangan
  • Mengaduk adonan kental atau saus lembut
  • Merasakan tekstur tepung yang halus
  • Menguleni dan menarik adonan
  • Menyentuh butiran gula atau garam

5. Kegiatan Seni dan Kerajinan

Waktu berkreasi adalah momen sempurna untuk bermain dengan tekstur sekaligus membangun kreativitas. Kumpulkan berbagai bahan dan biarkan anak menyentuh, menempel, merobek, memelintir, atau menyusunnya menjadi karya seni.

Biarkan mereka menempelkan bahan ke karton, membuat karya seni, atau membangun bentuk 3D. Anda juga bisa membuat papan tekstur berisi berbagai material yang bisa disentuh dan dijelajahi.

6. Masukkan Tekstur ke Dalam Waktu Bermain

Banyak mainan yang sudah memiliki tekstur bawaan. Ada yang kasar, licin, halus, atau berbulu. Anda juga bisa menjadikan belajar tekstur bagian dari waktu bermain harian anak melalui permainan menyenangkan.

Permainan seperti ini membantu meningkatkan kesadaran sensorik dan membuat anak tetap belajar secara aktif sambil bermain.

Cara Memasukkan Pembelajaran Tekstur ke Rutinitas Harian

Membuat pembelajaran tekstur menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari tidak harus menghabiskan waktu ekstra. Coba ide-ide ini:

  • Rutinitas pagi: Bicarakan tentang tekstur pakaian (“Kaos ini halus, tapi sweter ini agak kasar.”).
  • Waktu mandi: Gunakan spons, busa, dan gelembung.
  • Waktu makan: Dorong anak menyentuh (dan mencicipi!) berbagai makanan dengan tekstur berbeda seperti wortel renyah, pisang lembek, atau yogurt yang lembut.
  • Sebelum tidur: Biarkan anak memilih piyama atau selimut berdasarkan teksturnya.

 

Tips untuk Orang Tua dengan Anak yang Sensitif terhadap Tekstur

Beberapa anak mungkin sensitif atau merasa kewalahan dengan tekstur tertentu. Itu wajar! Karena setiap anak berbeda. Berikut cara mendukung mereka:

  • Perkenalkan satu tekstur dalam satu waktu.
  • Biarkan mereka menjelajah dengan sendok atau memakai sarung tangan terlebih dahulu.
  • Jangan dipaksa. Biarkan mereka mengamati dulu sebelum menyentuh.
  • Menyentuh sesuatu yang baru selama satu detik saja sudah merupakan kemajuan!

Dengan waktu dan dorongan yang lembut, sebagian besar anak akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam menjelajahi dunia lewat sentuhan.

Yuk, Jelajahi Tekstur Bersama Anak!

Pada akhirnya, pembelajaran tekstur adalah cara yang sangat efektif bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan memahami dunia di sekitar mereka. Sebagai orang tua, Anda bisa mendukung perjalanan seru ini dengan menyediakan lingkungan yang tepat untuk bermain, menjelajah, dan berkembang.

Kalau Anda sedang mencari tempat di mana anakmu bisa berkembang secara akademis dan emosional, program Prasekolah & Taman Kanak-kanak di Rockstar Academy adalah langkah awal yang sempurna. 

Kurikulum pendidikan anak usia dini kami tidak hanya membentuk dasar akademis yang kuat, tapi juga mempersiapkan anak menghadapi transisi ke jenjang sekolah formal dengan percaya diri.

Di Rockstar Academy, akademi terbaik dalam bidang Akademi Olahraga dan Seni Pertunjukan, kami menggabungkan pendidikan berkualitas tinggi dengan berbagai program kegiatan fisik yang dirancang untuk menjaga anak tetap aktif, terlibat, dan percaya diri.

Dan yang paling menarik? Kami menyediakan kelas uji coba gratis agar Anda bisa merasakan sendiri perbedaan Rockstar sebelum mendaftar. Ayo mulai petualangan seru anakmu hari ini!

FAQ

Pada usia berapa pembelajaran tekstur sebaiknya dimulai?

Bayi sejak usia 6 bulan sudah bisa mulai mengenal tekstur lewat mainan, buku kain, atau benda rumah tangga yang aman. Namun, usia balita (1–3 tahun) adalah masa di mana pembelajaran tekstur benar-benar berkembang pesat!

Apakah pembelajaran tekstur aman?

Tentu saja, asalkan bahan yang digunakan tidak beracun, sesuai usia, dan selalu dalam pengawasan. Perhatikan dengan seksama, terutama pada anak kecil yang masih suka memasukkan benda ke mulut.

Anak saya tidak suka menyentuh benda-benda baru. Apa yang harus saya lakukan?

Itu hal yang wajar. Mulailah perlahan, izinkan anak mengamati dulu, dan gunakan alat bantu seperti kuas atau sarung tangan. Ciptakan suasana tanpa tekanan dan rayakan setiap kemajuan kecil.