Sejujurnya, membesarkan balita itu penuh tantangan. Satu saat mereka memeluk kaki Anda dengan manis, lalu detik berikutnya menangis histeris hanya karena warna gelas yang salah. Kalau Anda adalah orang tua, pengasuh, atau pernah melihat balita tantrum di lorong sereal, Anda tahu bahwa disiplin bukan soal menjadi galak.
Tapi kuncinya adalah ini: disiplin harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Apa yang berhasil untuk anak usia 1 tahun belum tentu cocok untuk anak usia 3 tahun.
Dalam artikel ini, kita akan membahas kenapa disiplin itu penting, cara mendisiplinkan balita berdasarkan usia, kenapa memukul atau membentak justru bisa berdampak buruk, dan apa yang bisa dilakukan untuk mendorong perilaku baik serta merespons tantrum dengan tenang. Yuk, atasi ini bersama!
Disiplin ini merupakan hal yang paling sering disalahpahami. Faktanya, disiplin bukan menghukum anak karena berbuat salah, melainkan mengajarkan mana yang benar, mengapa itu penting, dan bagaimana berbuat lebih baik di lain waktu.
Berikut alasan kenapa disiplin yang sehat sangat penting:
Balita tumbuh sangat cepat dan otak mereka berkembang dengan luar biasa. Strategi disiplin juga perlu tumbuh bersama mereka. Berikut panduan cara menyesuaikan pendekatan disiplin sesuai usia dan perkembangan anak:
Meski bayi belum memahami aturan, mereka menyerap semua yang Anda lakukan dan katakan. Karena itu, disiplin di tahap ini dimulai dengan mencontohkan perilaku baik. Tersenyumlah, bicara dengan lembut, dan tetap tenang meski popok bocor karena bayi belajar melalui pengamatan.
Gunakan bahasa positif untuk membimbing. Misalnya, daripada berkata “Jangan berdiri,” coba “Saatnya duduk, ya.” Pergeseran kecil ini menciptakan suasana yang lebih mendukung. Dan simpan kata “tidak” hanya untuk masalah keselamatan, seperti kompor panas atau benda tajam.
Agar tidak terlalu sering berkata “tidak,” cukup amankan rumah dari hal-hal yang beresiko. Saat bayi mengambil benda terlarang (misalnya remote TV), gantilah dengan benda lain yang aman dan menarik. Pendekatan “alih perhatian dan ganti objek” ini sangat efektif.
Jangan lupa mulai bangun konsistensi sedini mungkin. Diskusikan aturan dasar dan rutinitas dengan pasangan, kakek-nenek, atau pengasuh. Konsistensi dari semua orang dewasa membantu bayi merasa aman dan membentuk dasar disiplin ke depannya.
Selamat datang di dunia balita, di mana kata “tidak” jadi pekerjaan harian Anda (tapi tenang, ada cara yang lebih baik!). Di usia ini, anak mulai memahami apa yang boleh dan tidak boleh, tapi mereka tetap akan menguji batas — dan itu wajar. Respons Anda yang tenang dan konsisten mengajarkan harapan yang jelas.
Mulailah dengan aturan sederhana dan jelas seperti, “Kita tidak memukul. Memukul itu menyakitkan.” Gunakan kalimat pendek dan ulangi sering. Saat anak mematuhi aturan atau bermain dengan baik, berikan pujian spesifik: “Hebat banget kamu mau berbagi mainan!”
Perhatian positif akan mendorong anak mengulang perilaku baik. Jika anak melakukan hal yang tidak Anda sukai, abaikan kesalahan kecil dan alihkan ke kegiatan lain — terutama jika mereka hanya mencari perhatian.
Tantrum sangat umum di usia ini karena anak mulai belajar emosi tapi belum punya cukup kata untuk mengungkapkan. Untuk mencegahnya, tetaplah pada rutinitas, beri pilihan (“Mau gelas biru atau merah?”), dan penuhi kebutuhan dasar seperti tidur siang, camilan, dan pelukan.
Kalau tantrum tetap terjadi, tetap tenang. Hindari membentak atau memukul, karena itu hanya mengajarkan rasa takut dan kekerasan. Sebagai gantinya, beri time-out singkat atau jauhkan sumber konflik.
Jika anak memukul atau menggigit, contohkan perilaku non-kekerasan. Katakan, “Kita pakai tangan yang lembut,” dan tunjukkan cara menyentuh dengan lembut. Kalau terjadi konflik antar saudara, jangan langsung memihak. Jika mereka berebut mainan, Anda bisa berkata, “Mainannya disimpan dulu sampai kalian bisa berbagi.”
Anak usia prasekolah berkembang pesat dan pikirannya dipenuhi pertanyaan. Mereka mulai memahami aturan dan konsekuensinya, tapi tetap butuh banyak latihan. Mereka juga senang menguji batas dengan orang tua dan saudara.
Inilah waktu yang tepat untuk mengenalkan tanggung jawab dan kesadaran emosi. Berikan tugas ringan sesuai usia, seperti merapikan mainan atau membantu menata meja makan. Beri instruksi satu atau dua langkah yang jelas, lalu beri pujian: “Terima kasih sudah membantu membereskan—kamu hebat!”
Biarkan anak memilih antara dua pilihan yang dapat diterima. Contoh: “Kamu mau gosok gigi dulu atau pakai piyama dulu?” Ini memberi mereka rasa kendali sambil tetap mengikuti rutinitas.
Juga saat yang baik untuk mengenalkan pembinaan emosi lebih mendalam. Ajarkan bahwa merasa marah atau kesal itu boleh, tapi memukul atau berteriak tidak boleh. Bantu mereka menemukan cara sehat untuk mengelola emosi, seperti bicara, menggambar, atau bernapas dalam.
Saat konflik terjadi (dan itu pasti!), gunakan strategi disiplin yang tenang. Time-out bisa efektif jika singkat dan dijelaskan: “Kamu butuh waktu tenang karena tadi melempar balok.” Atau cukup hilangkan sumber masalah: “Mainan ini disimpan dulu sampai kamu bisa bergiliran.”
Dan yang paling penting, contohkan aturan emas: perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan. Anak prasekolah mengamati dan belajar dari cara Anda menyelesaikan masalah setiap hari.
Anda mungkin pernah mendengar ungkapan seperti, “Sedikit cubitan nggak apa-apa.” Tapi penelitian menunjukkan hal sebaliknya. Memukul, membentak, atau menggunakan kata-kata kasar memang bisa menghentikan perilaku buruk saat itu juga, tapi dalam jangka panjang justru bisa merusak perkembangan emosional anak.
Berikut alasan kenapa cara ini tidak efektif:
Mendisiplinkan balita bukan soal menghukum, tapi tentang mengajar, membimbing, dan tumbuh bersama melalui setiap tahap kecil perkembangan mereka. Ingat, setiap tantrum, setiap tawa, dan setiap ujian kesabaran adalah kesempatan untuk mengajarkan batasan, pilihan, dan kebaikan.
Kalau Anda butuh dukungan tambahan, mendaftarkan anak ke program pendidikan anak usia dini yang berkualitas bisa memberi dampak besar.
Di Rockstar Academy, program Prasekolah & Taman Kanak-kanak kami dirancang untuk membangun pondasi kuat dalam keberhasilan akademik, sekaligus mendukung perkembangan emosional dan sosial anak.
Ditambah lagi, kami membuat proses belajar jadi seru lewat berbagai program olahraga dan seni pertunjukan, agar anak tumbuh sehat secara fisik maupun mental.
Ingin lihat langsung? Yuk ikut kelas uji coba gratis dan rasakan sendiri mengapa Rockstar Academy adalah tempat terbaik untuk memulai masa depan cerah anak Anda!
Apa cara terbaik untuk mendisiplinkan balita yang keras kepala?
Tetap konsisten. Beri pilihan dalam batas yang jelas. Gunakan nada suara yang tenang tapi tegas. Hindari adu kekuasaan dan hadapi dengan rasa hormat.
Apakah saya boleh menggunakan time-out?
Time-out bisa efektif jika tidak digunakan sebagai hukuman. Lebih baik sebut saja “waktu tenang.” Gunakan ini untuk membantu anak menenangkan diri, bukan untuk mempermalukan mereka.
Bolehkan saya mengabaikan tantrum?
Abaikan perilakunya, bukan anaknya. Tetap dekat, tetap tenang, dan siap untuk memberikan dukungan saat anak siap terhubung kembali.
Bisakah saya mendisiplinkan tanpa hadiah atau hukuman?
Tentu saja! Disiplin itu tentang pengajaran. Pujian, memberikan contoh, empati, dan konsekuensi alami adalah strategi yang sangat efektif.